Rabu, 29 Februari 2012

Oh Timnas Garudaku!!

       Remuk Redam. Itu mungkin 2 kata yg pantas di ucapkan setelah Bahrain mencukur habis Timnas Senior dengan skor 10-0 :o. Mungkin bnyak yang kecewa, marah, jengkel, atau mungkin malah ada yang senang akan hal tersebut. Yang jelas, kekalahan tadi malam akan tercatat di buku sejarah perjalanan sepakbola Indonesia.

       Dengan skuad yang dibilangan baru, asal-asalan dan mendadak, timnas garuda merah putih tak dapat berbuat banyak. Gawang Indonesia selallu digempur oleh serangan-serangan dari negri Bahrain. 4 tendangan penalti dan 2 kartu merah (untuk Indonesia) sudah menunjukkan betapa bobroknya permainan timnas Indonesia tadi malam.

      Flash back perjalanan timnas dulu yah...
Lolosnya timnas Indonesia ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2014 zona AFC disambut gegap gempita. Tak sampai setahun kemudian, keceriaan berakhir dengan kekecewaan mendalam.

     Juli 2011, Indonesia memastikan satu tempat di fase ketiga setelah menyudahi perlawanan Turkmenistan. Bermain imbang 1-1 di laga pertama, tiket lolos diamankan di depan puluhan ribu penonton di Stadion Gelora Bung Karno dengan kemenangan 4-3.

    Kesuksesan ini disambut riang gembira publik pencinta sepakbola Tanah Air yang memang sudah sangat haus prestasi. Apresiasi untuk timnas pun diberikan PSSI yang saat itu langsung bersiap menggelontorkan bonus Rp 30 juta per pemain.

    Pun begitu, timnas yang saat itu ditangani Wim Rijsbergen tetap diwanti-wanti untuk mengerjakan setumpuk Pekerjaan Rumah karena adanya sejumlah hal yang mesti dibenahi. Fakta bahwa Indonesia tergabung di grup yang cukup berat membuat pembenahan pun kian krusial.

    Langkah pertama mengejar impian lolos ke Piala Dunia 2014 itu lantas diawali dengan lawatan ke markas Iran pada awal September 2011. Meski 'Skuad Garuda' pulang dengan kekalahan 0-3, tak sedikit yang menanggapinya dengan rasa maklum karena lawan yang dihadapi adalah tim yang pernah tiga kali lolos ke babak utama Piala Dunia.

    Harapan lantas kembali diusung di laga kedua kontra Bahrain, yang dijalani di Indonesia. Tapi lagi-lagi kekalahan harus diterima, kali ini dengan skor 0-2. Sejak itu kekalahan terus mengakrabi perjalanan timnas Indonesia.

    Setelah berturut-turut dibekuk Qatar 2-3 dan 0-4, dan Iran dengan 1-4, peluang Indonesia lolos pun sama sekali tidak ada menjelang laga terakhir lawan Bahrain, Rabu (29/2/2011).

    Itulah salah satu pertimbangan mengapa kemudian skuad yang dikirim ke Stadion Nasional Bahrain disarati pemain muda. Kali ini target untuk timnas, yang sekarang ditangani mantan pemain timnas Aji Santoso, adalah mencari pengalaman sebanyak-banyaknya.

    Sialnya, pengalaman yang didapat justru adalah kekalahan telak. Timnas Indonesia, yang bermain minus satu pemain sejak menit-menit awal setelah kiper Samsidar dikartu merah, luluh lantak 0-10 di tangan Bahrain.

    Ini bukan saja menjadi kekalahan paling telak yang pernah dialami timnas Indonesia di partai resmi, tetapi juga sebuah hasil terburuk di antara partai-partai lain sepanjang fase kualifikasi babak ketiga Piala Dunia 2014 zona AFC.

    Sebelum ini kekalahan paling telak yang hadir adalah saat Jepang menang 8-0 atas Tajikistan di partai Grup C pada 11 Oktober 2011 lalu. Selain itu juga ada kemenangan 7-1 Irak atas Singapura, kemenangan 6-0 Korea Selatan atas Libanon, dan kemenangan 6-0 Iran atas Bahrain.

    Total Indonesia menyudahi fase ini dengan enam kekalahan di seluruh pertandingannya, dengan kemasukan 26 gol dan hanya bisa bikin 3 gol saja.

    Dengan produktivitas -23, Indonesia juga mencatatkan hasil terburuk di antara tim-tim lain di fase ini, termasuk sesama wakil dari Asia Tenggara yang lolos, yakni Singapura (-18), dan Thailand (-4), yang juga tersingkir dengan status juru kunci. Thailand setidaknya patut sedikit berbangga diri ketimbang Singapura dan Indonesia karena menjadi satu-satunya yang bisa menorehkan poin berkat satu kemenangan dan satu hasil imbang--Indonesia dan Singapura memiliki poin 0.

     Mengecewakan? Pasti. Tetapi semoga hasil ini tak lantas bikin masyarakat pencinta sepakbola di Indonesia berhenti berharap.


Perjalanan Timnas Indonesia di Fase Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2014 zona AFC

Grup E
2 September 2011 Iran 3-0 Indonesia
6 September 2011 Indonesia 0-2 Bahrain
11 Oktober 2011 Indonesia 2-3 Qatar
11 November 2011 Qatar 4-0 Indonesia
15 November 2011 Indonesia 1-4 Iran
29 Februari 2012 Bahrain 10-0 Indonesia

Dengan kondisi seperti sekarang, Timnas bukan lagi saluran integrasi, kita sadar atau tidak sadar terpecah..
Gw mulai kenal & suka nonton Timnas sejak Piala Asia 1998. Banyak hal menarik utk menumbuhkan cinta meski Timnas tak beri apa-apa..
Gw disuguhi kekalahan & kegagalan. Gwe akrab dengan dua hal itu, tapi antusiasme menonton skuad Garuda tak pernah pudar..
Gw nungguin tiap kali Timnas maen. Di depan TV tua itu gwe liat sendiri 'sepakbola gajah'. Kenangan buruk yg gak mungkin kehapus..
Timnas mungkin sekumpulan orang yg gak bisa ngasih gelar dan trophy, tapi kebanggaan pada mereka lebih dari itu semua..
Gw & pasti banyak orang lagi yg mungkin bisa dibilang gila. Terus ngikutin Timnas yg lebih dr 20 tahun tak punya prestasi..
Gw selalu percaya, Timnas bisa mewakili kebanggaan orang" terhadap negeri ini, saluran integrasi ditengah ancaman perpecahan..

Apa pun keadaan nya.. 'Tetap dukung' perjuangan timnas INDONESIA!! Dan 'tetap mengutuk' pihak" yg membuat keadaan jd seperti skrg

Benci dan muak sama PSSI sebagai otoritas sepakbola, tapi giliran Timnas, gak bisa bohong, kita tak bisa benci.
Yang lebih memalukan dari skor 10-0 adalah mereka yang girang ketika timnas menang, tapi menghujat ketika timnas kalah.


Sekian.. Salam olahraga :D